Pengecut...

Menyandang predikat pengecut adalah hal yang paling kubenci...
Apalagi jika ditambah seorang pecundang
Yang sedang menyesali kekalahan dalam pertempuran
Seolah tebasan-tebasan pedang pun sudah tak berarti
Atau lemparan anak panah senantiasa meleset
Seolah nasib baik sudah tak berpihak lagi....

Ah... ku sendiri sedang mencaci maki diriku...
Menumpahkan kesal yang ta kunjung usai
Ingin sekali ku teriakan betapa bodohnya aku
Atau ku lemparkan jauh-jauh semua bayanganan
Atau ku gerakan semua pusaran amarah yang terbendung ini...
Atau apalagi yang bisa kulakukan...???
Selain tertegun dan berteman sepi


Memang, kekalahan terbesar adalah bukan sebarapa banyak orang yang akan menyalahkanku, tapi kekalahan sesungguhnya adalah ketika ku menyalahkan diri sendiri
Dan ku benar-benar merasa dalam lingkarannya
Menghentikan aliran darah yang berusaha mengalir lewat celah...
Aku sendiri, ya ... ku sendiri yang mencoba mengibarkan bendera putih tanda kalah....

Memang, penyesalan terbesar dalam hidupku adalah bukan pada apa yang sudah ku lakukan, tapi pada apa yang belum pernah ku lakukan dalam hidup ini...
Seandainya ku bisa melakukan sesuatu yang kubayangkan tak bisa kulakuakan
Atau seandainya aku mendapat sesuatu yang tak bisa kudapat...
Tentulah saat ini ku tak pernah tahu apakah itu akan lebih baik dari keadaanku saat ini


Tapi, ku tak suka mengandai-andai
Ku ingin sesuatu yang real dalam hidupku
Ku suka bermimpi, tapi ku lebih suka terbangun dari alam mimpi dan merasakan duniaku
Ku memang suka berangan, tapi ku lebih suka mengatur langkah...

Menjadi diri sendiri adalah asaku
Akan ku tepuk dadaku dan berkata inilah aku...
Tak pedulikan kalimat sarkasme akan terlontar
Tetap akan kutunjukkan
Bahwa tak pernah kusesali ku pernah terlahir ke dunia ini....